Yogyakarta – Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi (Prodi) Sastra Inggris dan Teknik Informatika menggandeng Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) melakukan Program Pengabdian Masyarakat Internasional. Program pengabdian tersebut merupakan pendanaan internal yang didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UAD. Pengabdian Kepada Masyarakat ini meliputi kegiatan webinar yang mengusung tema “Inklusivisme Islam Indonesia di Tiongkok” & “Membumikan Muhammadiyah di Negeri Tirai Bambu” dan “Urgensi Sains Halal dalam Identifikasi Makanan untuk Muslim di luar negeri (Studi kasus 4.5 tahun tinggal di Tiongkok)”.
Tri Rina Budiwati, S.S.,M.Hum, merupakan ketua tim pengusung program Pengabdian Kepada Masyarakat Internasional dengan tiga dosen sebagai anggota, dua dosen dari Prodi Sastra Inggris yaitu Wiwiek Afifah, S.Pd.,M.Pd, dan Zanuwar Hakim A, S.Pd.,M.A., serta satu dosen dari prodi Teknik Informatika Muhammad Aziz, S.T., M.Cs.
Selain itu, turut hadir Ketua PCIM Tiongkok, Muhammad Aziz, S.T., M.Cs., Ketua PWM DIY yang membidangi Majelis Pendidikan Kader dan Ortom Dr. Untung Cahyono, M.Hum, Wakil Rektor bidang akademik UAD Rusydi Umar, S.T.,M.T.,Ph.D., Dekan FSBK, Wajiran, S.S.,M.A.,Ph.D., serta dosen di lingkungan UAD dan peserta dari luar negeri maupun dalam negeri.
Dani Fadillah S.Ikom.,M.A., selaku dosen Ilmu Komunikasi UAD pada sesi pertama webinar menyampaikan tentang pentingnya menggunakan pendekatan sains, pendekatan keagamaan Muhammadiyah, dan pendekatan Olahraga Muhammadiyah dalam dakwah Muhammadiyah di Tiongkok.
“Ketiga pendekatan tersebut sangat efektif dalam memperkenalkan Muhammadiyah di Tiongkok,” ungkapnya dalam webinar sesi pertama yang bertema “Membumikan Muhammadiyah di Negeri Tirai Bambu”.
Sementara itu, Sucipto, Ph.D, dosen Pendidikan bahasa Inggris UAD menjelaskan tentang nilai-nilai inklusif yang merupakan sifat dalam kepribadian Muhammadiyah dengan mengusung tema “Inklusivisme Islam Indonesia di Tiongkok”.
“Muhammadiyah selalu hadir dan bisa menawarkan solusi dalam setiap permasalahan baik dalam skala nasional maupun internasional dengan pendekatan ilmiah dan sesuai dengan ajaran Islam,” ungkapnya.
Senada dengan hal itu, Adhita Sri Prabakusuma, Ph.D, dosen UAD sekaligus ahli bidang pangan menyampaikan “Urgensi Sains Halal dalam Identifikasi Makanan untuk Muslim di luar negeri (Studi kasus 4.5 tahun tinggal di Tiongkok)”. Ia menjelaskan cara mengidentifikasi makanan halal di luar negeri berdasarkan pengalamannya selama 4.5 tahun di Tiongkok.
Harapan dari pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Internasional ini yaitu dapat memberikan luaran artikel ilmiah dan juga book chapter serta Buku Saku mengenai panduan kehidupan BerIslam di Negeri Tirai Bambu atau maupun secara global. Panduan tersebut meliputi panduan dalam beribadah, panduan mencari tempat ibadah dan resto halal terdekat, juga panduan praktis lainnya. Selain itu, kegiatan tersebut juga menjadi inisiasi terbentuknya Community of Practice sebagai sarana sharing knowledge dan experience dalam kehidupan beragama dan dakwah global. Hal tersebut diharapkan menghasilkan solusi dan gagasan dalam menghadapi peluang dan tantangan dakwah di kancah nasional dan internasional.
Muhammad Aziz menyampaikan bahwa tantangan dakwah yang dihadapi oleh PCIM tidaklah mudah. PCIM Tiongkok mulai dirintis sejak 2016 dan secara resmi terbentuk pada 2017 dengan kepemimpinan Ir. Endy saiful alim M.Sc., Ph.D., yang juga dosen UHAMKA. PCIM Tiongkok menjalin relasi dengan KBRI di Beijing, PPIT, PCINU. Sejak 2019, Muhammadiyah telah membangun komunikasi yang baik dengan China Islamic Association (CIA) yang juga mendiskusikan kemajuan Islam di Tiongkok dan kesuksesan CIA dalam membangun masjid di seluruh negeri Tiongkok serta madrasah atau sekolah Islam di Kota Beijing.
“Secara umum PCIM Tiongkok menyelenggarakan berbagai kegiatan baik yang berdampak pada komunitas Muhammadiyah secara langsung maupun yang diarahkan pada warga persyarikatan yang berada di Indonesia. Seperti mengadakan kajian secara rutin di beberapa kota di tiongkok, menggalang donasi dari berbagai sumber yang disalurkan melalui lazismu kepada masyarakat korban bencana, dan pandemi di Tanah air, mensosialisasikan strategi untuk mendapatkan beasiswa sarjana, master, doktoral di Tiongkok serta menjembatani MoU (Mutual of Understanding) antara Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang ada di Indonesia dan perguruan tinggi di Tiongkok,” jelas Muhammad Aziz.
Menurutnya, rekognisi dan dukungan Duta Besar Indonesia di Tiongkok kepada PCIM Tiongkok cukup besar termasuk turut menghadiri kegiatan yang diselenggarakan. Selain itu, Duta Besar Indonesia di Tiongkok telah memfasilitasi dan menjembatani kebutuhan perluasan jaringan Muhammadiyah organisasi di Tiongkok.
“Ini merupakan relasi positif yang perlu diapresiasi dan diperkuat ke depan. Termasuk juga bergabung dengan masyarakat ekonomi syariah. Pengabdian masyarakat Internasional diharapkan dapat mendorong peran PCIM Tiongkok dalam dakwah Islam global,” lanjutnya.
Dr. Untung Cahyono, M.Hum berharap kegiatan tersebut memberikan dampak positif. “Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pencerahan yang memadai terhadap keilmuan masing-masing sehingga dapat menjadi Munawir (mencerahkan),” harapnya.
Rusydi Umar Ph.D., dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa pengabdian internasional di UAD masih sedikit dilakukan. Padahal, nilai akreditasi pengabdian Internasional ini bernilai sangat penting. Oleh karena itu, Rusydi Umar mengapresiasi kinerja dari Tim Pengabdian masyarakat yang bermitra dengan PCIM Tiongkok dan mendorong LPPM UAD untuk terus meningkatkan pengabdian Internasional.
Sumber Foto : https://suaramuhammadiyah.id/2022/09/02/peran-dakwah-muhammadiyah-di-tiongkok/
Berita ini telah dirlis suaramuhammadiyah pada link https://suaramuhammadiyah.id/2022/09/02/peran-dakwah-muhammadiyah-di-tiongkok/
Comments are closed