Wisata edukasi berbentuk museum, pusat sains, observatorium, planetarium, dan sejenisnya juga terdampak. Tempat-tempat wisata edukasi tersebut biasanya ramai dikunjungi oleh rombongan wisatawan dari sekolah dan perguruan tinggi. Seiring pembelajaran masih dilakukan secara daring, kunjungan ke obyek wisata edukasi juga terhenti.
Kepada mediamu.id Yudhiakto Pramudya, Ph.D. sebagai kepala PASTRON (Pusat Studi Astronomi UAD) mengakui bahwa antusiasme masyarakat terhadap astronomi masih tinggi sehingga di masa pandemi dikembangkan konsep virtual tour.
“Observatorium Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai wisata edukasi telah dikunjungi oleh pengunjung baik dalam maupun luar negeri dalam berbagai rombongan. Pada awal pandemi, Observatorium UAD segera merespon dengan menerapkan protokol kesehatan dan menghentikan menerima kunjungan. Namun, antusias masyarakat terhadap astronomi tetap tinggi. Sehingga, Observatorium mengembangkan kunjungan virtual atau yang dikenal sebagai Virtual Tour Observatorium UAD.” tandasnya.
Virtual Tour ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk tetap dapat berkunjung ke Observatorium UAD meski masih tutup karena pandemi. Virtual Tour ini dapat diakses di situs pastron.uad.ac.id secara gratis. Pengunjung dapat menjelajahi ruangan di Observatorium UAD secara virtual. Ruang kendali, ruang poster, ruang workshop, ruang galeri, kubah observatorium dengan teleskop utamanya, dan taman angkasa merupakan ruangan yang tersaji di Virtual Tour. Pengunjung mudah berpindah ruangan dan mempelajari keunggulan dan keunikan fasilitas yang ada di Observatorium UAD dengan dibantu navigasi yang memudahkan dan tampilan gambar yang menarik.
Yudhiakto, yang juga mengajar di Magister Pendidikan Fisika UAD ini menegaskan bahwa virtual tour ini bersifat inklusif. “Selain memenuhi keinginan pengunjung setia untuk kembali menikmati edukasi di Observatorium UAD, Virtual Tour ini juga bersifat inklusif. Masyarakat di berbagai daerah di dunia dapat mengaksesnya. Asalkan ada koneksi internet, masyarakat yang berada di daerah sangat jauh dari UAD dapat mendapatkan pengalaman berwisata. Observatorium UAD juga mempunyai fokus pada edukasi astronomi kepada difabel. Pengguna kursi roda dapat menjelajah setiap sudut ruang di Observatorium UAD tanpa ada keterbatasan akses.” tuturnya
Virtual Tour ini menjadi andalan Pusat Studi Astronomi UAD dalam mengelola Observatorium UAD selama pandemi. Pengembangan Virtual Tour ini mendapat dukungan pendanaan dari Program Pengabdian Kepada Masyarakat melalui skema Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) Kemenristek/BRIN 2020. Skema PPUPIK ini berlangsung multitahun yang dikerjakan oleh Arfiani Nur Khusna, ST, M.Kom, Yudhiakto Pramudya, Ph.D, dan Ulinnuha Yudiansa Putra SE, M.Acc.Ak. Virtual Tour ini juga telah mendapat hak cipta dan diluncurkan secara resmi pada 8 Agustus 2020 oleh Rektor UAD.
Saat ini, Virtual Tour terus dikembangkan seiring penambahan koleksi alat peraga dan instrumentasi di Observatorium UAD. Selain itu, pengembangan juga dilakukan untuk menambah interaksi antara pemandu dan pengunjung. Interaksi telah dilakukan dalam tahap awal melalui program KEJORA dan ORION yang selanjutnya dapat diintegrasikan dengan Virtual Tour.
“Meski jarak memisahkan antara Observatorium UAD dengan pengunjung, namun edukasi astronomi kepada masyarakat harus terus digencarkan sembari berwisata menikmati semesta.” imbuh Yudhiakto
sumber : https://www.mediamu.id/2020/12/21/wisata-edukasi-dalam-virtual-tour-observatorium-uad/
Comments are closed