Pandemi corona berdampak turunnya pertumbuhan ekonomi Gunungkidul hingga minus 0,68%. Untuk bisa bangkit dibutuhkan sinergi bersama lintas sektoral mulai akademisi di dunia kampus, pemerintah kabupaten hingga dunia perbankan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul, Sri Suhartanto mengatakan, adanya pandemi corona memberikan pengaruh buruk bagi pertumbuhan ekonomi di Bumi Handyani. Meski demikian, setelah satu tahun pandemi berlangsung, perlahan-lahan ada pemulihan seiring dengan dimulainya era normal baru pada Juni 2020.

“Ekonomi sempat tumbuh minus 0,68% di tahun lalu. Tapi, sekarang mulai ada perbaikan dan harapannya bisa tumbuh secara positif,” katanya dalam acara talkshow Harian Jogja bertajuk Kampus Membawa Gunungkidul Lebih Berdaya di Warung Makan Simbok di Kalurahan Bandung, Playen, Selasa (6/4/2021).

Menurut dia, upaya pemulihan ekonomi tidak bisa hanya dilaksanakan oleh pemerintah, namun juga membutuhkan dukungan dari pihak swasta maupun akademisi dari kampus. “Konsepnya dengan pentahilik. Yakni, program pembangunan yang melibatkan pemerintah, komunitas, hingga peran media, pengusaha dan pihak dari perguruan tinggi,” katanya dalam acara kerja sama antara Harian Jogja, Pemkab Gunungkidul dan Warung Simbok itu.

Sri Suhartanto menuturkan, sinergitas ini sangat dibutuhkan agar pemulihan dan percepatan ekonomi dapat dioptimalkan. “Kondisinya berbeda kalau dilakukan sendiri-sendiri, maka hasilnya tidak akan optimal,” katanya.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM), Universitas Ahmad Dahlan, Anton Yudhana. Menurut dia, UAD berkomitmen membantu upaya pemulihan dan peningkatan ekonomi untuk pembangunan di Gunungkidul.

Sumber : https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2021/04/06/513/1068200/gunungkidul-butuh-sinergi-bersama-untuk-bangkit-dari-keterpurukan-ekonomi

Categories:

Tags:

Comments are closed