Penelitian Berakhir pada Publikasi, Warek UAD: Inovasi dan Hilirisasinya Mana?
Krjogja.com – BANTUL – Kalau mau jujur, kebanyakan penelitian hanya berakhir pada publikasi. Sebenarnya masih ada Pekerjaan Rumah (PR), penelitian yang inovatif bisa dikomersialkan yang memiliki nilai ekonomi.
Maka di sinilah pentingnya, penelitian yang tuntas yakni sampai hilirisasi. “Maka ada program Gerakan 1 Prodi 1 Inovasi perlu mendapatkan dukungan agar penelitian itu sampai hilirisasi, industrialisasi,” ujar Rusydi Umar PhD, Wakil Rektor (Warek) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat membuka Seminar Inovasi bertema ‘Kupas Tuntas Inovasi 1 Prodi 1 Inovasi’ di Ruang Serbaguna kampus 4/Utama UAD, Ringroad Selatan Bantul, Rabu (31/05/2021).
Seminar tersebut diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UAD diberi pengantar Anton Yudhana MT PhD selaku Ketua LPPM UAD.
Menurut Rusydi Umar, kalau penelitian hanya berakhir pada publikasi, hilirisasinya mana? “Ada inovasi, hilirisasi mana? Penelitian yang bermafaat juga ada inovasinya. Maka program 1 prodi 1 inovasi ini bagus,” ujarnya.
Sebagaimana anjuran dalam Alquran, ada 48 kata berpikir sebagai kata kerja. Kata kerja lampau sangat sedikit. Berpikir/ulil albab, kreativitas, berkreasi sangat dianjurkan.
Ditegaskan, penelitian sampai mengurus Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), sampai bisa dikomersialkan masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR). “Penelitian yang inovatif selayaknya tidak hanya bermanfaatkan bagi penelitinya, seharusnya juga bermanfaat bagi lembaga dan masyarakat luas,” harapnya.
Sedangkan Anton Yudhana PhD dalam sambutan mengatakan, seminar inovasi menghadirkan narasumber Sang Kompiang Wirawan ST MT PhD (Deputi Direktur UGM Science Techno Park) bicara Kupas Tuntas Inovasi: Pengantar hingga Hilirisasi, Suryandaru ST MT (Co-Founder Nano Center Indonesia) sharing pengalaman dari inovator dengan moderator Bari Nursetyanto MPd.
Materi pada sesi kedua Strategi Kebijakan Inovasi UAD yakni Kantor Urusan Bisnis dan Investasi (KUBI) dan LPPM UAD. Dalam sambutan Anton Yudhana menyatakan, bidang penelitian dosen dan mahasiswa UAD masuk Penelitian Klaster Mandiri. “Klaster Mandiri itu tertinggi,” ujarnya.
Hanya saja, UAD masih punya Pekerjaan Rumah (PR), hak paten itu bagaimana strategi menjualnya? Anton Yudhana menyebut, ada penelitian yang sudah dibiayai, tetapi saat ditawarkan ke user, apa yang dilakukan itu dianggap sudah tertinggal 10 tahun.
“Untuk itulah, kami akan belajar banyak dengan narasumber, merencanakan penelitian sampai hilirisasinya.” ujarnya terus terang.
Sementara itu, Sang Kompiang Wirawan PhD antara lain mengatakan, Yogyakarta dikenal kreativitasnya. “Motor penggerak inovasi ada di mahasiswa,” ujarnya.
Seperti halnya di UAD, dari pemaparan di UAD sudah tumbuh pembelajaran dan riset.”Bagaima hal tersebut disinergikan dengan inovasi yang ada,” katanya.
Karya-karya penelitian inovatif ditangan para entrepreneur muda akan memiliki nilai ekonomi. Menumbuhkan entrepreneur dengan cara peduli dengan sekelilingnya. “Ada problem di sekelilinnya dicarikan solusinya.” tuturnya. (Jay)
Comments are closed